Langsung ke konten utama

Puisi : Hujan Kala Senja

 Diposkan oleh Najib Fachruddin Thoha

Aku melangkah ke dipan. Bunga di pekarangan rumah tadi memanggilku. Memberi tahu, hujan sebentar lagi turun.

Aku ragu, tapi senja membenarkan itu.

Iya, siluetnya terlihat pudar. Samar oleh mendung yang mulai berdatangan.

Terkesan singkat senja kala itu, serupa cintamu kemarin hari.

Tak sepadan dengan cintaku yang sebanyak bulir air hujan nun berjatuhan.

Banyuwangi, 26 Desember 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN AKHIR MADRASAH

Diposkan oleh NAJIB FACHRUDDIN THOHA Kita akan menjadi teman sampai menua dan pikun, lalu kita akan menjadi teman baru lagi. Terlantu-lantu kalimat itu terucap dari mulutku. Kita pernah bersama disini. Menjalani hari pernuh warnai-warni. Mungkin tak seindah pelanggi, namun kita pernah bermimpi. Wkwkwk, malah nyanyi aku. Emang lagu itu yang pas, coba deh dengerin. Tipe X-Kamu ngak sendirian. Disini kita mulai cerita, disini juga aku ingin kita menutup cerita. Selayaknya catatan akhir sekolah. Yah meskipun udah 6 tahun yang lalu, hahaha. Setidaknya masih ada coret-coret kata yang sedikit banyak bisa menggingatkan kita tentang seberkas memori silam. Catatan ini sama sekali tidak lengkap. Disisi suasana saat itu aku sendiri lagi nahan emosi yang mekuap-luap, karena kaliah telah mengguji kesabaranku sampai batas maksimum. Ditambah lagi tidak semua pungawa kita hadir dalam acara itu. Tapi aku yakin, waktu yang teramat sangat singkat itu telah mewakili sebagian besar dari apa yang a...

PUISI MASA TRANSISI

Diposkan oleh NAJIB FACHRUDDIN THOHA. Pernah mencicipi pahit manisnya kehidupan. Sejatinya semua itu hanya titipan tuhan, mungkin bisa juga pinjaman, dan pinjaman sudah pasti harus dikembalikan bukan? Kebahagiaan dan kesedihan itu hanyalah hiasan. Ketika bahagia itu datang aku bisa tersenyum, lantas jika bahagia itu hengkang apa masih ada kata riang? Tidak bisa mengikhlaskan? Berhenti tersenyum? Lantas ku kurung diriku dalam kesedihan? Ayo lah kawan. Ini bukan satu-satunya jawaban. Berikan satu saja alasan. Menggapa lantas aku tak bisa merelalakan? Kalau kenyataannya itu semua hanya titipan. Aku harus lapang. Angap saja sebagai masa kelam. Bukan sebagai penyesalan, bukan juga kekalahan. Jadikan batu loncatan, ini kemenanggan yang tertunda. Sesekali ku menenggok kebelakang. Kuambil pelajaran, dan tidak akan ku ulang untuk kedua kalinya. Kesalahan adalah awal langkah menuju pintu kesuksesan. BANGUNLAH BANGSAKU Bangunlah bangsaku, Bangunlah negeriku, Bangunlah dari tidur panjangmu,...