Diposkan oleh Najib Fachruddin Thoha
فاماالانسان اذا ما ابتلىه ربه فاكرمه ونعمه، فيقول ربي اكرمن
Ada sebagian manusia kalau ketika dilapangkan rizkinya dia berkata (ربي اكرمن) Tuhan sedang memuliakan aku. Kalau rumahnya besar, anaknya baik-baik, duitnya banyak, kerjaanya ok dia katakan Tuhan sedang memuliakan aku.
و اما اذا مابتلىه فقدر عليه رزقه، فيقول ربي اهانن
Tapi ketika dia kena PHK kemudian dia susah kena sakit dia katakan (ربي اهانن) Tuhan sedang menghinakan aku.
(كلا) bukan, bukan begitu cara pandangnya. Kaya dan miskin, sehat dan sakit, lapang dan sempit, susah, sulit, senang semuanya adalah ujian.
Jadi jangan kita simpulkan dalam pikiran kita ini ada dua kesimpulan. Kalan senang berarti nikmat, kalau susah berarti laknat. Kalau kaya berarti nikmat, kalau miskin berarti laknat. Kalau begitu cara pandang kita. Berarti Nabi Muhammad susah, Abu Jahal Abu Lahab senang. Fir'aun senang, Nabi Musa susah. Berarti kita mengatakan Fir'aun, Abu Lahab dapat nikmat. Nabi Musa, Nabi Muhammad, Nabi Nuh dapet laknan (naudzubillah).
Betapa salah pikir itu membuat kita menjadi salah berbicara salah betindak. Senang dan susah, lapang dan sempit, kaya dan miskin, sehat dan sakit semua ujian. Hanya saja banyak orang ketika diuji dengan kesenangan, dia lupa. Ketika diuji dengan kesusahan baru dia ingat.
Makanya Nabu Sulaiman AS ketika melihat istananya yang megah, pasukan bala tentaranya yang terdiri dari Jin dan Manusia. Apa kata dia,
هذا ليبلوني ااشكر ام اكفر
Ini semua adalah ujian, untuk menguji imanku. (ااشكر ام اكفر) apakah aku menjadi hamba Allah yang bersyukur, atau aku malah menjadi hamba Allah yang kufur.
Jadi kalau kita renungkan, banyak justru orang sejak covid ini menjadi bertaubat. Karena banyak orang mati, banyak orang sakit. Covid tidak kelihatan, tidak nampak tapi dia bisa menyerang siapapun.
Orang yang tinggal di Istana Saudi Arabia, dengan pengawalan super ketat, Negara kaya raya. Bisa covid itu masuk ke dalam.
Dokter-dokter, pakar-pakar covid pun meninggal dunia. Jadi siapapun tidak bisa menghalang ini semua.
ان الله لا يستحيي ان يضرب مثلا ما بعوضة فما فوقها
Allah tidak pernah malu untuk menciptakan makhluk sebesar nyamuk ataupun lebih kecil daripadanya.
فاما الذين امنوا فيعلمون انه الحق من ربهم
Orang yang beriman tahu bahwa itu kebenaran datang dari Tuhan.
والذين كفروا فيقولون ماذا اراد الله بهذا مثلا
Orang yang kafir akan berkata, untuk apa Allah buat ini. Untuk apa diciptakan makhluk ini. Padahal makhluk itu diciptakan untuk meliluh lantakkan kesombongan manusia. Untuk menyadarkan keangkuhan manusia yang suda merasa sampai ke bulan, mau menelusuri planet mars dan lupa bahwa ada pencipta. Lalu kemudian dia diuji untuk makhluk sekecil ini saja engkau tak sanggup. Apalagi yang lebih besar dari pada alam semesta.
Oleh sebab itu, satu sisi adalah masa merenung. Marilah duduk sejenak, berpikir, bertafakur. Setelah bertafakur bertadzakur. Pertama berpikir, tapi tidak hanya berpikir. Setelah berpikir kemudian lahirlah manusia yang berdzikir. Sehingga connect antara pikir dan dzikir akhirnya dia menjadi ulil albab.
Uli orang, albab orang-orang yang punya hati dan pikiran. Sifatnya adalah (يذكرون الله قياما) ketika dia tegak dia mengingat Allah, (و قعودا) ketika duduk dia mengingat Allah, (و على جنوبهم) ketika berbaring pun dia mengingat Allah SWT.
Jadi bahwa kita kaya atau miskin, sakit atau sehat itu tidak terlalu penting. Tapi bagaimana ketika masa-masa itu kita bersama dengan Allah.
Ketika kaya bersama dengan Allah, nikmat. Ketika kaya lupa denga Allah, laknat. Ketika sakit merasa dekat dengan Allah, nikmat. Ketika sakit justru melupakan Allah, setres bunuh diri, laknat.
Ketika dalam keadaan banyak harta ingat kepada Allah, berwakaf, berzakat, bersedekah, itulah nikmat. Justru dengan banyak harta sibuk sampai tak sempat beribadah, laknat.
Mari kita meluruskan mindset pikiran kita, bahwa semua ini adalah ujian. Karena dunia ini adalah tempat ujian.
الذي خلق الموت و الحيات ليبلوكم ايكم احسن عملا
Allah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji hambanya yang paling bertakwa.
Dengan pemahaman ini orang tidak akan terlalu setres dengan covid ini. Karena dia memahami sebelum covid adalah ujian, covid ini ujian, setelah covid ini berakhir, juga ujian lagi. Lalu kapan ujian ini selesai? Ketika di surga bersama Nabi Muhammad SAW. Itulah puncak istirahat orang beriman.
Kematian bukan istirahat. Jadi kalau ada orang bilang, marilah kita antar ke tempat peristirahatan yang terakhir. Siapa bilang? Iya kalau dia beramal sholeh, istirahat. Masih ada azab kubur, masih ada soal Munkar Nakir, masih ada penitian shirotol mustaqim, masih ada hisab, masih ada timbangan amal. Tapi ketika sudah sampai ke sana (سلام عليكم) selamat atas kamu. (طبتم) kamu sudah berbuat baik. (فدخلوها خالدي) masuklah. Barulah seseorang mendapatkan ketenangan yang sempurna.
terima kasih atas pengingatnya ✨
BalasHapus